Minggu, 27 Oktober 2013

GTX Titan

Die NVIDIA GK110
Tahun lalu, tepatnya pada bulan maret 2012, NVIDIA hadirkan arsitektur 28nm berbasis Kepler dengan merilis GPU unggulan mereka NVIDIA Kepler GK104 pada GeForce GTX 680. Sementara tak Ada yang meragukan, ini adalah sebuah GPU paling bertenaga hingga saat ini, tak semua orang puas dengan performanya. Karena GK110 terlihat tak sebaik GK104.
Kaum Enthusiast yang mengikuti perkembangan Kepler menunjukan kode GK104 adalah indikasi bahwa GPU ini masuk pada kategori mainstream dan bukan produk unggulan. Muncul spekulasi akan hadirnya GPU yang lebih bertenaga, belum terungkap GK100/GK110 yang akan memiliki kekuatan Kepler yang sebenarnya. Rumor spesifikasi dan kemampuannya yang telah banya terdengar dan sinopsis untuk Konfrensi NVIDIA Graphics Technology 2012 mengindikasikan GPU terbaru ini akan memiliki 7,1 milyar transistor di dalamnya.
Tanda pertama GPU bebasis Kepler dengan 7,1 milyar transistor terlihat pada Maret 2012 – dilaporkan khusus oleh HardwareZone.

Pada bulan Mei tahun 2012, di GTC 2012, NVIDIA mengunkap kehadiran GPU GK110. Tapi sementara detilnya belum tersedia pada waktu itu, yang jelas: GK110 hadir untuk Tesla K20, sebuah kartu grafis kelas enterprise yang dihargai sekitar US$3000. Dan dengan itu, mimpi hadirnya kartu grafis GeForce dengan GK110 musnah.
Hingga saat ini.

NVIDIA GeForce GTX Titan

Sejauh ini, ini kartu grafis paling bertenaga yang pernah dibuat.
Nama GTX Titan diambil dari superkomputer TITAN pada Oak Ridge National Laboratory yang berlokasia di Tennessee, Amerika Serikat, yang mana pada November 2012 lalu dinobatkan sebagai superkomputer tercepat di dunia. Seperti ditemukannya 18.668 GPU Accelerator Tesla K20X di dalam superkomputer TITAN, setiap GTX Titan yang mengusung GPU GK110, dibekali dengan 2688 CUDA core dan 7,1 milyar trasnsistor, menjadikannya GPU paling bertenaga yang pernah dibuat.
Sebagai gambaran, CUDA corenya 75% lebih banyak dari GTX 680 dan jumlah transistor dua kali lebih banyak. Faktanya GTX Titan memiliki jumlah transistor sedikit lebih banyak dibandingkan GTX 690 yang dibekali GPU ganda!
Kecepatan core clock pada Titan di set pada 836MHz dengan menggunakan teknologi GPU Boost 2.0, kecepatan boost core clock mencapai 876 MHz.
Untuk Anda yang mengeluhkan kurangnya memori pada GTX 680, Titan juga mengusung bandwidth memori yang 50% lebih besar dari GTX 680 dengan antarmuka memori 384-bit, dan memperbesar jumlah menjadi 6 GB VRAM dengan kecepatan 6008 MHz GDDR5. Memori grafis yang besar berguna di beberapa situasi seperti bermain game 3D dengan seting detil tertinggi dan saat berjalan pada konfigurasi SLI.
Kartu grafis referensinya sendiri memiliki panjang 266 mm, yang menempatkannya diantara GTX 680 yang lebih pendek (255 mm) dan GTX 690 yang lebih panjang (280 mm). Seperti GTX 680, Titan akan dibekali dengan output dua port DVI, satu port HDMI dan satu port DisplayPort.

GTX Titan akan dibekali port output yang sama dengan GTX 680.

Di Amerika Serikat GTX Titan akan dibandrol US$ 999, sama seperti harga GTX 690 saat pertama kali diluncurkan. NVIDIA mengatakan “keduanya akan bersaing di level atas pada.” Dan kita tunggu saja berapa harga saat GTX Titan masuk Indonesia.
Berikut adalah perbandingan Spesifikasi Titan dengan  kompetitornya.

Perbandingan Spesifikasi
 
NVIDIA GeForce GTX Titan

NVIDIA GeForce GTX 680 (kartu grafis referensi)

AMD Radeon HD 7970 GHz Edition 3GB GDDR5

NVIDIA GeForce GTX 690 (kartu grafis referensi)
Kode Core GK110 GK104 Tahiti XT GK104
Jumlah Transistor GPU 7,1 milyar 3,54 milyar 4300 juta 7080 juta
Ukuran Maknufaktur 28 nm 28 nm 28 nm 28 nm
Core Clock 836 MHz 1006 MHz 1050 MHz 915 MHz
Stream Prosesor 2688 CUDA Core 1536 CUDA Core 2048 Stream Prosesing Unit 3072 CUDA
Stream Prosesor Clock 836 MHz 1006 MHz 1050 MHz 915 MHz
Texture Mapping Units (TMUs) 224 128 128 256
Raster Operator units (ROP) 48 32 32 256
Clock Memori 6008 MHz 6008 MHz 6000 MHz 6008 MHz
Bus Width Memori  384-bit 256-bit 384-bit 256-bit
Bandwidth Memori 288,4 GB/s 192.3 GB/s 273,6 GB/s 384,4 GB/s
Antarmuka PCI Express PCI Express 3.0 x16 PCI Express 3.0 x16 PCI Express 3.0 x16 PCI Express 3.0 x16
Teknologi Multi GPU SLI SLI CrossFireX SLI
Output DVI 2 2 1 x Dual-Link 3 x Dual-Link
HDMI  1
 DisplayPort  1  1 2 (versi 1.2 HBR2)   1 x Mini DisplayPort
Dukungan Output HDCP  Ya   Ya  Ya Ya 
 

Di Balik Bodi Sangarnya

Untuk pertama kali, suhu kerja yang lebih rendah dapat menjadikan performa game yang lebih baik!

Tidak di ketahui pasri kartu grafis referensi memiliki pendingin performa tinggi atau tingkat suara yang rendah, namun, dikarenakan kompleksitas dari GPU GK110, NVIDIA tidak akan memperbolehkan partner mereka untuk mengkostumisasi atau mengubah versi referensi kartu grafis ini, seperti yang dilakukannya pada NVIDIA GeForce GTX 690.
Untungnya, NVIDIA telah membekalinya dengan pendingin terbaik yang dibekali dengan vapor chamber tembaga performa tinggi. vapor chamber membuang panas GPU menggunakan proses evaporasi, sama seperti pada penggunaan heatpipe, tapi menurut NVIDIA, ini lebih efektif.
Panas dari vapor chamber dihilangkan oleh heatsink aluminium dua slot serta sirip heatsink di atas vapor chamber untuk meningkatkan area pendinginan. NVIDIA juga mempergunakan material antarmuka thermal yang baru dari perusahaan Shin-Etsu yang diharapkan menghadirkan performa dua kali lebih baik yang digunakan pada GTX 680. Terakhir, Titan juga dibekali dengan back plate yang menghadirkan suhu yang lebih dingin pada PCB dan sebuah kipas untuk membuang panas.
Seperti GTX 680, peredam suara digunakan pada kipas untuk meminimalisasi suara.
Semua ini penting karena GTX Titan akan menjadi kartu grafis pertama yang menggunakan teknologi terbaru NVIDIA, GPU Boost 2.0 yang mana memanfaatkan daya panas berlebih untuk menseting kecepatan clock secara dinamis seperti pada GPU Boost pertama, sekarang menggunakan pengukuran suhu.

GPU Boost 2.0

Resmi dirilis akhir tahun lalu bersama GeForce GTX 680, Teknologi NVIDIA GPU Boost didesain untuk mengatur kecepatan core clock secara dinamis dengan memanfaatkan daya yang dimilik untuk meningkatkan performa. GPU Boost 2.0 pada Titan bekerja dengan cara yang sama, tapi menggunakan suhu sebagai ambang batasannya. Fitur ini tetap mempertimbangkan tenaga yang mampu di keluarkan kartu grafis, tetapi hal ini9 akan menajdi batas kedua dan bukan lagi faktor utama.
Sama seperti GPU Boost yang asli, GPU Boost 2.0 akan secara otomatis meningkatkan kecepatan core clock Titan selama suhu kerjanya masih memungkinka –secara default di set pada 80 derajat celsius(tapi dapat ditingkatkan lebih tinggi). GPU Titan akan terus memonitor suhunya, menyesuaikan kecepatan core clock dan voltase secara instan untuk menjaga target suhunya.
Ide perubahan ini didukung fakta bahwa GPU sebenarnya dapat bekerja dengan aman saat mengeluarkan tenaga lebih asalkan suhu tetap terjaga. Tentu saja, ada batas tertinggi untuk keduanya dan juga selama tidak melebih batas aman, konsumen hadir untuk mendapatkan lebih.
Tak seperti GPU Boost pertama, sekarang NVIDIA mengizingkan penggunanya untuk mengubah sistem GPU Boost. Dengan demikian, gamer yang nyaman dengan suhu tinggi akan bisa meningkatkan ambang batas suhu GPU untuk kecepatan clock yang lebih tinggi. Tentu saja, temperatur yang lebih tinggi akan meningkatkan kebisingan kipas. Karena kebisingan kipas menjadi masalah untuk banyak penggunanya, driver terbaru NVIDIA yang akan hadir untuk Titan akan memungkinkan Anda untuk mengkontrol batas temperatur yang diinginkan dengan mengkombinasikan level kebisingan kipas. (mengatur suhu kerja,yang mana akan membatasi profile perfoma boost).
Lagi pula, karena perubahan ideologi cara kerja GPU Boost dan untuk siapa Titan didesain, seting target power pada kontrol panel tidak sesuai kemampuan board (seperti 170 watt pada GTX 680), tapi saat ini bergantung daya maksimal yang dihasilkan kartu grafis (250 watt pada seting 100%).
Penggemar pendingin cair seharusnya bahagia mendengar berita ini, karena GPU Boost terlihat memiliki sinergi yang baik dengan suhu kerja rendah dari kartu grafis berpendingin cair. Dan itu artinya akan membuat tangan Anda kotor untuk membuat sendiri water block untuk GPU ini, tapi keuntungan untuk beberapa pengguna bisa beragam.
Terdapat informasi penting lainnya adalah GPU Boost 2.0 sekarang hadir dengan kontrol Over-Voltage, yang memungkinkan Anda mendorong untuk mendapatkan boost clock yang lebih tinggi dan artinya meningkatkan voltase GPU. Yang terakhi berkaitan langsung dengan suhu kerja GPU, sekarang dapat langsung Anda kontrol. Tentu saja, untuk terhindar dari kerusakan pada GPU, perubahan voltase tetap dibatasi pada rentang yang aman. Meski, dukungan Over Voltage menjadi opsi tambahan untuk vendor dan mereka dapat menon-aktifkannya di BIOS kartu grafis. Dengan demikian, perlu diketahui vendor mana yang akan mendukung fitur ini.
Untuk saat ini, GPU Boost 2.0 khusus untuk GTX Titan.

Display Overclocking
Vsync. Gamer memiliki hubungan baik dan tidak dengan ini. di sisi lain, grafis terlihat cemerlang saat meningkatkan frame refresh rate pada 60 Hz di monitor, tapi ini akan membatasi FPS game Anda pada 60 FPS. GPU Boost 2.0 mungkin menjadi solusi masalah dengan fitur baru yang disebut Display Overclocking. Pada dasarnya, ini bekerja dengan menyesuaikan (overclocking) pixel clock pada layar Anda, memungkinkan Anda untuk mencapai refresh rate dan mendapatkan FPS yang lebih tinggi saat Vsync diaktifkan. Saat ini tidak semua monitor mendukung fitur ini dan kami belum mendapatkan kesempatan untuk mencobanya sendiri, bagaimanapun, ide ini cukup menarik. NVIDIA menyebutkan pada dasarnya itu adalah proses trial dan error, tapi jika monitor ini tidak mendukungnya, akan secara otomatis kembali ke fungsi aslinya.
Tidak GPU Boost 2.0 NVIDIA, Display Overclocking akan tersedia pada kartu grafis NVIDIA lainnya, meski tidak diketahui kapan update drivernya akan hadir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar